Halaman
HAKIKAT LEMBAGA SOSIAL
BAB III
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari isi bab ini, diharapkan Anda dapat:
1. memahami hakikat lembaga sosial,
2. menyebutkan unsur-unsur lembaga sosial,
3. menjelaskan proses pelembagaan, serta
4. menjelaskan dinamika lembaga sosial dan penyebabnya.
Kata Kunci :
Lembaga sosial, Peran birokrasi, Proses pelembagaan, Unsur-unsur
lembaga
sosial, Kode perilaku, Simbol kebudayaan, Ideologi, Dinamika lembaga
sosial.
Gambar 3.1
Sekolah merupakan perwujudan lembaga
pendidikan.
Sumber: Haryana
Sebagai warga masyarakat, kita
dituntut untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidup. Di sisi lain, kita
semua terikat berbagai aturan.
Misalnya, sebagai pelajar Anda
tentu membutuhkan ilmu dan ke-
terampilan sebagai bekal kehidup-
an di masa depan. Untuk me-
menuhinya Anda harus berhadap-
an dengan seperangkat tata cara
(prosedur) yang tidak bisa dielak-
kan. Mula-mula Anda harus men-
daftarkan diri ke sebuah sekolah.
Di sana ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi. Selama Anda belajar di sekolah pun ada aturan yang harus
dipatuhi. Inilah kenyataannya, dan hampir setiap bidang kehidupan akan me-
libatkan Anda kepada lembaga-lembaga sosial yang mengatur upaya kita
memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, penting sekali Anda memahami hak-
ikat lembaga sosial sebagai salah satu realitas sosial yang tidak mungkin kita
hindari.
92
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Peta Konsep
Kebiasaan
Cara
Tata Kelakuan
Adat-Istiadat
Lembaga Sosial
(Agama, Keluarga, Ekonomi, Pemerintah,
Pendidikan)
Perilaku
Simbol Kebudayaan
Ideologi
Lembaga-lembaga
Lain
Cendekiawan
Terdiri atas
Mencakup
Memengaruhi
Berhubungan
dengan
Memengaruhi
93
Hakikat Lambaga Sosial
A. Lembaga Sosial dan Birokrasi
1. Pengertian Lembaga Sosial
Banyak orang menyalahartikan pengerti-
an lembaga dengan organisasi atau kantor.
SMA N 1 Joyobayan atau Universitas Sanjaya
sering disamakan dengan lembaga pendidikan,
demikian juga Bank Raya disamakan dengan
lembaga perbankan. Anggapan tersebut ku-
rang tepat, walaupun ada kaitan antara lem-
baga pendidikan dengan SMA N 1 Joyobayan
atau antara lembaga perbankan dengan Bank
Raya. Sekolah merupakan sebuah organisasi
atau asosiasi, demikian juga dengan Bank
Raya. Untuk memahami pengertian lembaga
sosial, kita mengumpamakannya dengan
permainan sepak bola.
Anda tentu mengenal jenis olahraga permainan tersebut. Hakikat permainan
sepak bola berbeda dengan tim pemain sepak bola. Permainan sepak bola
merupakan perwujudan dari seperangkat peraturan permainan. Peraturan
permainan merupakan seperangkat norma yang saling berhubungan dan bersifat
abstrak. Kita dapat melihat wujud nyata norma tersebut, setelah dipraktikkan
dalam bentuk permainan di lapangan.
Pemain adalah asosiasi orang-orang yang memainkan permainan. Asosiasi
pemain sepak bola yang kita kenal antara lain adalah PSIS (Persatuan Sepak
Bola Indonesia Semarang) atau Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya).
Sebagai sebuah asosiasi, tim tersebut memiliki struktur organisasi yang terdiri
dari kapten, penyerang, gelandang, bek, dan penjaga gawang. Di samping itu,
sebagai sebuah tim terdapat juga pemain cadangan, petugas kesehatan, pelatih,
dan manajer. Semua unsur tersebut (tim pemain, peraturan permainan,
permainannya sendiri, dan tim pendukung) merupakan suatu kesatuan yang
memungkinkan terjadinya permainan sepak bola. Permainan olah raga sepak
bola itulah yang merupakan suatu lembaga, sedangkan PSIS atau Persebaya
merupakan asosiasi. Dari contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian
lembaga sosial berbeda dengan asosiasi.
Asosiasi adalah sekelompok orang yang yang terorganisasi, memiliki struktur,
dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama, sedangkan lembaga
sosial merupakan perilaku warga masyarakat yang mengikuti prosedur yang
telah dibakukan. Oleh karena itu, lembaga terbentuk untuk memenuhi tujuan
tertentu pula. Misal, transaksi antara nasabah dengan bank antara lain bertujuan
untuk menyimpan uang atau memperoleh pinjaman modal.
Istilah lembaga sosial sering pula disinonimkan dengan pranata sosial.
Pranata dapat diartikan sebagai aturan atau tata cara (prosedur). Oleh karena
Infososio
LEMBAGA SOSIAL
Sekumpulan kebiasaan dan tata
kelakuan terorganisasi yang ber-
kisar pada kegiatan pokok
manusia; sistem hubungan yang
mewujudkan nilai serta prosedur
umum tertentu dan memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat.
Sumber: Paul B. Horton dan
Chester L.Hunt, 1991
94
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
itu, pranata sosial merupakan tata cara atau prosedur yang mengatur perilaku
warga masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Prosedur tersebut
telah disepakati bersama sehingga mengikat semua warga masyarakat. Misalnya,
apabila Anda hendak menabung di bank, Anda harus mengikuti prosedur
tertentu. Prosedur tersebut tidak dibuat oleh para petugas bank secara pribadi,
melainkan merupakan penjabaran norma-norma lembaga perbankan. Para
petugas bank hanya asosiasi orang-orang yang diserahi tugas untuk melak-
sanakannya.
Setiap lembaga sosial mempunyai kumpulan asosiasi, dan melalui asosiasi
itulah norma-norma lembaga dilaksanakan. Demikian juga, dengan agama yang
memiliki jamaah dan kelompok-kelompok pengajian. Lembaga pendidikan juga
memiliki organisasi sekolah, komite sekolah, asosiasi alumni, tim sepak bola,
tim bola voli, kelompok ilmiah remaja, dan lain-lain. Negara memiliki organisasi
politik, rakyat, para wajib pajak, dan kelompok-kelompok lainnya. Lembaga
dan asosiasi saling berkaitan, namun keduanya berbeda dan tidak dapat
dicampuradukkan. Agama adalah lembaga, sedangkan umat adalah suatu
kelompok sosial. Korporasi atau perusahaan adalah lembaga, sedangkan Bank
Raya adalah asosiasi.
Dengan demikian, lembaga sosial adalah sistem hubungan sosial yang
terorganisasi. Sistem hubungan merupakan jaringan peran dan status yang
menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku. Lembaga melaksanakan nilai-
nilai umum dan prosedur umum tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat. Nilai umum mengacu kepada cita-cita dan tujuan bersama. Misal,
keluarga merupakan sebuah lembaga sosial. Sebagai sebuah lembaga sosial,
keluarga mencakup seperangkat nilai umum, dan sebuah jaringan peran serta
status, antara lain suami, isteri, nenek, bayi, remaja, dan menantu. Semua itu
membentuk sistem hubungan sosial yang menjadi wahana untuk melangsungkan
kehidupan keluarga. Oleh karena itu, lembaga sosial pada dasarnya merupakan
sistem gagasan yang bersifat abstrak, sedangkan organisasi atau asosiasi
merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Prosedur umum adalah pola peri-
laku yang dibakukan dan diikuti warga masyarakat.
Berdasarkan uraian dan contoh-contoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa
lembaga sosial (
social institution
) bukanlah suatu bangunan, bukan sekelompok
orang dan bukan organisasi. Akan tetapi, merupakan suatu sistem norma yang
mengatur perilaku warga masyarakat untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan
yang oleh masyarakat dipandang penting. Dapat juga dikatakan, bahwa lembaga
adalah sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu
kegiatan pokok manusia. Di dalam suatu lembaga terjadi suatu proses yang
terstruktur untuk melakukan berbagai kegiatan.
Lembaga tidak memiliki anggota tetapi mempunyai pengikut. Kedua hal
tersebut memiliki perbedaan arti. Untuk mempermudah pemahaman Anda,
kita ambil agama sebagai contoh. Agama bukanlah suatu kelompok orang,
tetapi merupakan suatu sistem gagasan, kepercayaan, praktik dan hubungan
95
Hakikat Lambaga Sosial
(interaksi sosial). Umat adalah sekelompok orang yang menerima kepercayaan
dan mengikuti praktik ajaran agama. Apabila tidak ada orang yang percaya
dan mau menerima ajaran agama, maka agama tidak ada.
Setiap lembaga sosial memiliki struktur sosial sendiri-sendiri. Struktur sosial
adalah jaringan yang saling berhubungan antara individu-indivdu dengan
kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Di samping itu, ukuran-ukuran
perilaku yang dapat diterima dalam suatu lembaga juga bersifat khas untuk
masing-masing lembaga.
Di masyarakat terdapat lima lembaga sosial yang penting, yaitu sebagai
berikut.
a. Lembaga Keluarga atau Lembaga Perkawinan
Lembaga ini terbentuk karena
adanya kebutuhan manusia untuk
melangsungkan generasi. Di dalam-
nya terdapat serangkaian norma
yang mengatur ikatan suami isteri,
hak dan kewajiban masing-masing,
tanggung jawab, aturan perkawinan,
dan segala praktik pelaksanaannya.
Interaksi sosial yang mendorong
terciptanya lembaga ini berupa kerja
sama antar individu, seorang pria
dengan seorang wanita, untuk mene-
gakkan rumah tangga. Dalam inte-
raksi di antara keduanya, mungkin
diselingi konflik-konflik kecil, namun
secara umum keduanya bekerja
sama.
b. Lembaga Keagamaan
Lembaga ini terbentuk untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan
hubungan dengan Sang Maha
Pencipta. Di dalamnya terdapat ber-
bagai nilai dan norma yang diprak-
tikkan dalam bentuk peribadatan
maupun hubungan sosial.
c. Lembaga Pemerintahan
Lembaga ini terbentuk sebagai
upaya untuk memenuhi kebutuhan
hidup bermasyarakat secara luas.
Gambar 3.2
Setiap keluarga adalah sebuah ikatan
sosial yang didasari oleh nilai-nilai tertentu.
Sumber: Ayahbunda, 8 Juni 2005
Gambar 3.3
Perwujudan lembaga agama.
Sumber: Garuda, Desember 1996
96
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Berbagai norma dan nilai terdapat di
lembaga ini. Norma dan nilai tersebut
diterapkan untuk mengatur perma-
salahan sosial yang sangat kompleks.
Lembaga pemerintahan prinsipnya
dilaksanakan pada masyarakat yang
mempunyai aspek homogenitas (keraga-
man) dan heterogenitas (keaneka-
ragaman). Homogenitas didasarkan
pada kesamaan ideologi, sejarah, dan
wilayah, sedangkan heterogenitas pada
umumnya didasarkan pada etnik, aga-
ma, dan budaya. Kesatuan dalam homo-
genitas dan heterogenitas tersebut sering disebut dengan bangsa. Dengan
demikian, praktek lembaga pemerintahan antara satu dengan bangsa lain
berbeda. Di antaranya mekanisme pembentukan pemerintahan, pelaksanaan
pemilihan umum, adanya partai politik dan lain-lain.
d. Lembaga Perekonomian
Lembaga ini terbentuk dengan mak-
sud untuk memberi dasar kepada
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
ekonominya. Norma-norma dan nilai-
nilai sosial yang ada di dalamnya antara
lain mengatur berbagai hubungan antar-
individu atau antarkelompok sosial
dalam hal pemenuhan kebutuhan ter-
hadap barang dan jasa. Contoh norma
dan nilai dalam lembaga ini adalah
undang-undang anti monopoli, pera-
turan ekspor-impor, dan lain-lain. Aso-
siasi yang kita kenal antara lain Kamar
Dagang dan Industri (KADIN), Asosiasi
Pengusaha Indonesia (APINDO). Gabungan Pengusaha Konstruksi (Gapensi),
dan sebagainya.
Lembaga ini terbentuk sebagai jawaban terhadap kebutuhan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Norma-norma sosial dan nilai-nilai yang ada di
dalamnya antara lain mengatur berbagai hubungan antarmanusia atau
antarkelompok sosial dalam hal pemenuhan kebutuhan terhadap barang dan
jasa. Contohnya, UU tentang hak cipta, UU Anti monopoli, dan lain-lain.
Gambar 3.4
Presiden dan para menterinya merupa-
kan sekelompok elit pemerintah yang menjalankan
norma-norma yang mengatur sebuah pemerintahan.
Sumber: Tempo, 8 Mei 2005
Gambar 3.5
Bank adalah salah satu perwujudan dari
lembaga perekonomian.
Sumber: Haryana
97
Hakikat Lambaga Sosial
e. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan terbentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia akan
pendidikan. Seperangkat nilai dan norma mengatur mengenai batas usia sekolah,
kewajiban seorang siswa dan tugas seorang murid.
Di samping kelima lembaga dasar tersebut, dalam masyarakat modern ilmu
pengetahuan juga sudah melembaga. Nilai-nilai dan prosedur ilmiah dianggap
sangat penting dan baku, terbentuklah lembaga ilmiah sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Demikian pula, kegiatan-kegiatan sosial dan perawatan kesehatan dianggap
telah mempola, kegiatan tersebut sehingga jadilah lembaga kesehatan.
Hakikat lembaga sosial merupakan pembakuan nilai-nilai dan norma-norma
yang dianggap penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Seiring
perubahan masyarakat, nilai-nilai mengalami pergeseran dan norma-norma
mengalami perubahan. Sesuatu yang semula dianggap penting, kemudian
dianggap tidak penting. Sebaliknya, ada pula sesuatu yang semula tidak dianggap
penting kemudian dianggap penting. Oleh karena itu, lembaga sosial sebagai
bentuk pembakuan nilai dan norma yang dianggap penting, juga mengalami
perubahan. Misalnya, pada masa lampau, nilai-nilai dan norma-norma feodal-
isme telah melembaga. Namun, sekarang lembaga feodalisme sudah mengalami
pemudaran. Lunturnya tata kelakuan kaum ningrat Jawa (priyayi) merupakan
contoh nyata. Sebaliknya, nilai-nilai demokrasi semakin menguat seiring
modernisasi yang dialami masyarakat kita. Nilai-nilai dan norma-norma
demokrasi telah melembaga saat ini, dan mengejawantah dalam bentuk
organisasi pemerintahan dan lembaga perwakilan (DPR).
2. Peran Birokrasi dalam Lembaga Sosial
Sudah jelas bahwa lembaga sosial tidak
sama dengan asosiasi. Namun, setiap
lembaga sosial selalu memiliki asosiasi.
Asosiasi merupakan organisasi sosial yang
terdiri dari orang-orang yang menjalankan
fungsi kelembagaan. Orang-orang tersebut
menduduki posisi dan memiliki peran ter-
tentu. Ada yang menduduki pimpinan
organisasi dan bertanggung jawab ter-
hadap seluruh fungsi dan tugas organisasi.
Karena tidak mungkin semua tugas di-
laksanakannya sendiri, maka terjadilah
pelimpahan (pembagian) tugas dan we-
wenang kepada orang lain yang memiliki
kedudukan setingkat lebih rendah darinya.
Begitu seterusnya, setiap tugas dan
Infososio
BIROKRASI
Birokrasi adalah personal admi-
nistratif yang dispesialisasikan,
diangkat berdasarkan prestasi
atau masa dinas, impersonal
dan diarahkan diarahkan oleh
suatu rantai komando.
Birokrasi juga merupakan pira-
mida jabatan yang mengarah-
kan dan mengorganisasikan
tugas-tugas organisasi besar se-
cara rasional.
Sumber: Paul B. Horton dan
Chester L. Hunt,
1991
98
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
wewenang dibagi-bagi sampai ke struktur terendah dalam organisasi. Hal seperti
ini, yang disebut dengan birokrasi. Anda dapat mempelajari kembali hakikat
birokrasi buku ini.
Setiap orang dalam birokrasi menduduki fungsi dan peran tertentu. Mereka
memiliki otonomi dalam menjalankan fungsi dan perannya. Walaupun demikian,
keberadaan mereka dalam sebuah asosiasi hanyalah sebagai pelaksana peran
tersebut. Seorang ketua asosiasi dapat diganti sewaktu-waktu tanpa harus meme-
ngaruhi lembaga itu secara keseluruhan. Sebab, yang bersifat permanen adalah
lembaga sosialnya, sedangkan orang-orang yang berada dalam asosiasi (birokrat)
hanya sekedar pelaksana tugas.
Semua lembaga, kecuali keluarga, selalu melibatkan birokrasi. Semakin
besar asosiasi maka semakin besar birokrasi yang terbentuk. Orang sering
mengeluh karena panjangnya sebuah urusan yang berhubungan dengan
birokrasi. Sebagai pelajar SMA kelas XII tentu banyak di antara Anda yang
menggunakan sepeda motor ke sekolah. Apakah Anda memiliki Surat Izin
Mengemudi? Apabila Anda mengurus SIM sendiri tentu pernah mengalami
secara langsung berurusan dengan birokrasi.
Kritikan-kritikan terhadap birokrasi sering dilontarkan. Perubahan-
perubahan pun sering dilakukan demi menanggapi aspirasi masyarakat. Namun,
kejengkelan masyarakat terhadap birokrasi masih selalu terjadi. Walaupun
demikian, betapa menjengkelkannya suatu birokrasi, namun keberadaan
birokrasi tidak bisa ditiadakan. Lembaga sosial diwujudkan dalam bentuk asosiasi
atau organisasi, kemudian dalam organisasi terjadi pembagian tugas dan
wewenang, maka terjadilah birokrasi. Oleh karena itu, mau tidak mau lembaga
sosial senantiasan melibatkan birokrasi, kecuali keluarga.
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Carilah buku-buku referensi di perpustakaan yang membicarakan
mengenai lembaga sosial! Catat semua definisi mengenai lembaga sosial
menurut penulis buku tersebut! Jangan lupa catatlah istilah-istilah yang
mereka gunakan dalam menyebut lembaga sosial!
2. Anda tentu pernah berurusan dengan birokrasi pada sebuah kantor
pemerintah maupun swasta.
Deskripsikan salah satu pengalaman Anda yang paling tidak terlupakan
(baik secara positif maupun negatif) ketika berurusan dengan birokrasi!
Satu deskripsi untuk birokrasi pemerintah dan satu deskripsi untuk
birokrasi swasta! Tulis deskripsi Anda dalam bentuk makalah, kemudian
presentasikan di depan kelas!
Aktivitas Siswa
99
Hakikat Lambaga Sosial
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Apakah yang dimaksud dengan lembaga sosial?
2. Sebutkan lembaga-lembaga sosial dasar yang Anda ketahui!
3. Mengapa birokrasi dianggap menjengkelkan?
4. Jelaskan perbedaan lembaga sosial dengan asosiasi!
5. Bagaimana peran birokrasi dalam lembaga sosial?
Kerjakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah
ini, dengan cara memberi tanda cek (
) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak
Setuju) atau R (Ragu-ragu)!
Pelatihan
Tes Skala Sikap
1. Kantor-kantor pemerintahan yang bertugas
melayani masyarakat hendaknya menyeder-
hanakan birokrasi mereka agar pekerjaan
semakin efisien.
2 Setiap lembaga sosial selalu memiliki asosiasi,
oleh karena itu setiap lembaga sosial selalu
menggunakan birokrasi.
3 Lembaga sosial adalah sesuatu yang bersifat
abstrak atau konseptual, karena berupa sesuatu
prosedur atau tata cara memenuhi kebutuhan.
4. Ketika pemerintah Indonesia direformasi,
pimpinan pemerintahan (presiden) juga diganti.
Hal seperti ini menunjukkan, bahwa antara
lembaga pemerintahan dengan sosok seorang
presiden tidak dapat dibedakan.
No.
Pernyataan
S TS R
100
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
B. Proses Pelembagaan dan Dinamika Lembaga Sosial
1. Proses Pelembagaan
Menurut Paul B. Horton dan
Chester L. Hunt (1999), lembaga
muncul sebagai produk kehidupan sosial
secara tidak direncanakan. Proses itu
bermula ketika orang-orang mencari
cara yang praktis untuk memenuhi ke-
butuhannya. Pada suatu saat mereka
menemukan suatu pola yang dapat dilak-
sanakan dan diterima secara umum.
Karena dirasa sebagai cara yang paling
praktis dan diterima secara umum, maka
cara itu dilakukan secara terus-menerus
atau diulang-ulang. Semakin lama, pola
perilaku tertentu menjadi kebiasaan,
menjadi sesuatu yang rutin dilakukan, diharapkan, dan disetujui bersama. Hal
seperti itu berarti, perilaku tersebut telah melembaga atau dilembagakan.
Misalnya, sepasang pemuda dan pemudi yang berpacaran. Pada awalnya,
pemuda dan pemudi berpacaran karena didorong rasa saling tertarik antarlawan
jenis. Lama-kelamaan menjadi suatu cara yang diterima dan dibiasakan dalam
masyarakat. Cara ini mereka lakukan untuk mencari kecocokan dalam mencari
jodoh. Karena dianggap baik dan praktis, maka pacaran diterima di masyarakat
sebagai bagian dari proses pembentukan keluarga (ikatan perkawinan). Dalam
dunia bisnis, orang-orang yang terlibat dalam bisnis selalu mengadakan transaksi.
Semakin lama, transaksi menjadi kebutuhan yang tak terelakkan, sehingga perlu
dibentuk asosiasi yang bertugas melayani kebutuhan tersebut. Karena cara itu
5. Birokrasi yang berbelit-belit pada dasarnya
hanyalah cara yang diterapkan para pejabat
pemerintah untuk mempersulit urusan. Tujuan-
nya agar warga masyarakat yang jengkel ber-
urusan dengan mereka mengambil jalan pintas
dengan cara menyuap petugas (birokrat) agar
urusannya dipermudah.
No.
Pernyataan
S TS R
Gambar 3.6
Upacara akad nikah dengan segala tata
cara dan simbol-simbolnya merupakan salah satu proses
pelembagaan.
Sumber: Budi Wahyono
101
Hakikat Lambaga Sosial
dirasa praktis, maka berkembang menjadi bank seperti yang sekarang, yaitu
suatu lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan untuk bertransaksi, menyetor,
meminjam, mentransfer dan menyimpan uang.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa, lembaga sosial terbentuk sebagai
akibat adanya norma-norma sosial yang mengalami proses pelembagaan
(institusionalisasi). Di masyarakat selalu terdapat norma-norma sosial yang
berfungsi sebagai pengatur perilaku warga masyarakat dalam berinteraksi. Suatu
norma dikatakan mengalami proses pelembagaan, apabila norma tersebut telah
diketahui, dipahami atau dimengerti, ditaati, dan dihargai oleh warga masyarakat.
Proses institusionalisasi menjadikan norma sosial bersifat mengikat bagi warga
masyarakat untuk mematuhinya.
Kelanjutan proses institusionalisasi norma adalah proses internalisasi norma-
norma sosial. Artinya, norma-norma sosial mendarahdaging dalam jiwa atau
kepribadian seseorang. Seseorang yang telah mengalami intenalisasi norma-
norma sosial, sepanjang hidupnya akan mengikti aturan norma tersebut dan
menjadi bagian dari kepribadiannya.
Seperti yang pernah Anda pelajari pada Kelas X, di masyarakat terdapat
empat macam norma, yaitu cara (
usage
), kebiasaan (
folkways
), tata kelakuan
(
mores
), dan adat-istiadat (
custom
). Norma adalah suatu tatanan yang mengatur
seseorang agar berperilaku pantas. Perilaku yang tidak pantas akan mendapat
sanksi berupa celaan atau kritik. Cara-cara yang baik akan diterima sebagai
kebiasaan. Norma kebiasaan berupa perilaku yang berulang-ulang dalam bentuk
yang sama, misalnya berjalan menundukkan badan ketika melewati orang yang
lebih tua. Karena kebiasaan dapat diterima oleh lebih banyak orang, maka
mempunyai kekuatan lebih besat daripada cara.
Suatu kebiasaan dapat berkembang menjadi tata kelakuan, apabila dijadikan
sarana pengontrol perilaku warga masyarakat. Sebagai sarana pengontrol, tata
kelakuan sering dijadikan ukuran mengenai perilaku yang boleh dan yang tidak
boleh. Tata kelakuan dapat memaksa agar seseorang berperilaku sesuai ke-
laziman dalam masyarakat, sehingga tercipta solidaritas antaranggota
masyarakat. Selanjutnya, tata kelakuan meningkat menjadi adat-istiadat apabila
diterima secara permanen dan terintegrasi secara kuat dalam kebudayaan
masyarakat. Sanksi berat akat diterima seseorang yang melanggar adat-istiadat.
Tingkatan norma di atas menunjukkan proses diterimanya cara-cara menjadi
kebiasaan, kemudian orang membuat tata kelakuan yang baku dan bersifat
legal (memiliki dasar hukum pasti). Dengan demikian, kebiasaan telah berubah
menjadi suatu lembaga. Proses pelembagaan mencakup juga penetapan norma-
norma yang pasti. Norma-norma mengatur penentuan status dan posisi serta
peranan seseorang dalam bertindak. Oleh karena itu, proses pelembagaan
(institusionalisasi) berarti mengganti perilaku yang semula bersifat spontan atau
coba-coba (eksperimental) menjadi perilaku yang teratur, berpola, dan sesuai
dengan harapan semua orang sehingga dapat diramalkan
.
Pengertian dapat
diramalkan adalah bahwa periku yang diharapkan tersebut seharusnya berjalan
sebagaimana mestinya sesuai ketentuan (norma).
102
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Di masyarakat, banyak terdapat kebiasaan (
folkways
) dan tata kelakuan
(
mores
). Namun, tidak semua kebiasaan dan tata kelakuan dianggap penting.
Hanya norma-norma yang penting akan mengalami pelembagaan. Misalnya
norma yang mengatur hubungan antara pria dan wanita dinilai sangat penting
sehingga mengalami institusionalisasi dan terbentuklah lembaga perkawinan.
Suatu kebiasaan atau tata kelakuan dianggap penting bila berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan hidup manusia yang lebih penting pula. Misal, pe-
menuhan kebutuhan untuk membentuk keluarga sifatnya lebih penting daripada
pemenuhan kebutuhan olah raga dan rekreasi. Oleh karena itu, kebiasaan dan
tata kelakuan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan untuk mem-
bentuk keluarga mengalami proses institusionalisasi. Setiap masyarakat telah
melembagakan perkawinan. Sebaliknya, norma-norma tentang bermain layang-
layang dinilai kurang penting sehingga belum melembaga. Apabila suatu saat
masyarakat menganggapnya penting, norma tersebut juga dapat melembaga.
Proses pelembagaan seperti dijelaskan di atas menunjukkan, bahwa lembaga
sosial berhubungan erat dengan nilai-nilai dan cita-cita, norma-norma perilaku,
dan sistem hubungan. Apabila suatu kebiasaan atau tata kelakuan telah
melembaga berarti norma-norma yang mengaturnya bersifat memaksa dan
mengikat. Orang yang berkeluarga terikat oleh norma-norma keluarga. Seorang
ayah harus bertanggung jawab terhadap nafkah hidup anak dan isterinya.
Seorang ibu terikat untuk mendidik dan membesarkan anaknya. Di antara ayah,
ibu, dan anak-anak terdapat jaringan hubungan yang terorganisasi untuk me-
wujudkan nilai-nilai kekeluargaan.
Selain mengikat, norma-norma yang telah melembaga tidak lagi bersifat
spontan. Artinya, norma-norma atau kebiasaan-kebiasaan tersebut mempunyai
pola, teratur, dan dapat diramalkan. Kita semua akan dapat meramalkan apa
yang terjadi terhadap sepasang suami isteri yang telah resmi menikah. Keduanya
akan hidup bersama, saling menyayangi, membangun tempat tinggal bersama,
dan mengasuh anak mereka apabila telah lahir. Begitulah yang seharusnya
terjadi sesuai harapan masyarakat. Apabila harapan itu tidak terbukti, maka
dapat dikatakan terjadi penyimpangan norma. Setiap penyimpangan norma
akan menghadapi konsekuensi berupa kontrol sosial. Kontrol sosial mencakup
segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak yang bersifat mendidik,
mengajak atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi nilai dan
norma yang berlaku. Kontrol sosial dapat dilakukan oleh individu atau kelompok
terhadap individu atau kelompok lain.
Proses pelembagaan juga dapat dilihat dari sudut interaksi sosial. Walaupun,
sebenarnya antara interaksi sosial dan norma sosial saling berkaitan. Norma
sosial menjadi pedoman berlangsungnya interaksi, sementara itu interaksi diatur
oleh norma sosial. Interaksi sosial juga dapat melahirkan norma sosial.
Seperangkat interaksi sosial dikatakan melembaga bila memenuhi kiteria
berikut, ada suatu sistem yang dikembangkan untuk mengatur status dan peran,
dan sistem itu sudah diterima masyarakat. Cara-cara mendidik anak dengan
103
Hakikat Lambaga Sosial
mengirimkannya ke sekolah termasuk perilaku yang melembaga karena diterima
oleh masyarakat secara umum. Begitu juga cara mendidik anak dalam hal
pengetahuan agama dengan mengirimkannya ke pondok pesantren atau sekolah
minggu telah menjadi suatu kebiasaan yang diterima masyarakat dan melembaga.
Pada hakikatnya, suatu sistem yang mengatur status dan peran sosial adalah
norma.
Lembaga pendidikan terbentuk akibat adanya interaksi manusia dalam hal
transformasi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sosial. Setiap orang
tua menginginkan agar anak-anak mereka memiliki dan menguasai semua hal
yang diperlukan dalam hidup di masyarakat. Sementara itu, setiap orang tua
juga tidak cukup memiliki waktu dan kapasitas untuk melakukan semua itu
sendiri, maka diperlukan adanya guru sebagai transformator. Terbentuklah
kelompok orang yang tugasnya mendidik dan mengajar. Selain itu, diperlukan
sarana, baik berupa gedung, kurikulum, buku sumber belajar, media ajar, maupun
sarana lainnya. Diperlukan pula norma-norma yang mengatur semua aspek
yang berhubungan dengan pendidikan. Bagaimana kewajiban seorang siswa.
Apa hak dan wewenang guru. Bagaimana hubungan orang tua dan guru. Semua
unsur ini membentuk apa yang dinamakan lembaga pendidikan.
Agar semua unsur tersebut berfungsi sebagaimana mestinya, maka diperlu-
kan pengaturan kerja dalam bentuk organisasi atau asosiasi. Sekolah tempat
Anda belajar kini tentu ada kepala sekolah, dewan guru, staf tata usaha, dan
komite sekolah. Semua itu merupakan satu kesatuan yang disebut asosiasi.
Organisasi atau asosiasi merupakan perwujudan lembaga pendidikan. Norma-
norma sosial yang telah melembaga diwujudkan oleh asosiasi.
Di dalam sebuah asosiasi yang mewujudkan lembaga pendidikan terdapat
pembagian status dan peran sosial. Ada yang menjadi kepala sekolah, guru,
siswa, atau staf tata usaha. Setiap orang yang memperoleh status dan peran
tertentu dalam asoasiasi tentu mengalami pembatasan perilaku Dia harus
berperilaku sesuai dengan peran yang diembannya. Misalnya, seorang kepala
sekolah harus bisa mencerminkan diri sebagai pemimpin yang adil, jujur, dan
bertanggung jawab sekaligus sebagai pengelola sekolah yang cakap (kompeten).
Peran sebagai guru atau pendidik juga mengalami pembatasan perilaku. Seorang
guru harus menjadi teladan bagi siswa-siswanya. Sementara itu, para siswa
dituntut rajin belajar dan mematuhi gurunya. Seiring melembaganya sekolah
sebagai lembaga sosial, maka peran-peran tersebut pun dikatakan telah
melembaga. Suatu peran dikatakan melembaga bila dikenal, diakui, dihargai,
dan ditaati dalam kehidupan sehari-hari.
2. Unsur-unsur Lembaga Sosial
Penjelasan mengenai hakikat dan proses pelembagaan di atas selalu
melibatkan norma perilaku, dan nilai sosial. Norma-norma sosial yang telah
melembaga akhirnya membentuk suatu pola perilaku yang diatur oleh norma
104
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
tersebut. Pola perilaku seperti ini telah mengalami standarisasi (pembakuan).
Nilai-nilai sosial yang mendasari perilaku yang melembaga, kemudian
membentuk sikap tertentu yang melembaga juga. Nilai-nilai sosial itu juga dapat
berkembang menjadi keyakinan tertentu yang akhirnya dapat menjadi ideologi
lembaga.
Suatu pola perilaku berdasarkan norma yang melembaga dengan didasari
oleh nilai dan sikap yang melembaga, akhirnya melahirkan ciri-ciri khusus
lembaga tersebut. Ciri-ciri itu dapat berbentuk ritual dan upacara (lembaga
agama), atau pakaian-pakaian khas dan simbol-simbol tertentu. Semua hal
tersebut merupakan unsur-unsur yang membentuk suatu lembaga sosial. Dengan
kata lain, lembaga sosial mencakup tiga unsur, yaitu seperangkat pola perilaku
yang telah distandarisasi, serangkaian tata kelakuan, sikap, dan nilai-nilai yang
mendukung, dan adanya perlengkapan tertentu berupa tradisi, ritual dan
upacara, simbol dan pakaian khas, dan simbol-simbol lainnya.
Semua unsur tersebut di atas (norma, sikap, nilai, simbol, ritual, dan ideologi)
dapat dikelompokkan menjadi tiga unsur. Ketiganya diuraikan satu per satu
berikut ini.
a. Kode Perilaku
Setiap lembaga sosial senantiasa
memiliki nilai dan norma dasar yang
mengatur perilaku orang-orang yang
berinteraksi sebagai pengikut lembaga
tersebut. Misalnya, para pemeluk agama
memiliki tuntunan tingkah laku yang
sesuai dengan ajaran agama masing-
masing. Pemeluk agama Islam dituntut
berperilaku sesuai dengan tuntunan
akhlaq yang baik sesuai ajaran agama
Islam. Demikian juga agama-agama lain
tentu memiliki hal yang sama.
Tidak hanya agama yang menuntut
pengikutnya berperilaku sesuai norma
tertentu. Lembaga pemerintahan me-
nuntut para aparat untuk bersumpah setia terhadap negara. Para prajurit dituntut
mematuhi norma perilaku yang tercantum dalam janji kesetiaan prajurit.
Singkatnya, setiap profesi dan lembaga sosial yang bukan profesi senantiasa
memiliki kode etik (kode perilaku). Kode perilaku menjadi ciri khas dan patokan
interaksi orang-orang yang terlibat dalam lembaga tersebut. Bahkan, Anda
sebagai anggota pramuka memiliki Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka. Begitu
pula guru-guru, mereka diikat oleh norma perilaku yang disebut Kode Etik
Guru. Tanyakanlah kepada guru Anda, aturan-aturan apa saja yang tercakup
dalam Kode Etik Guru.
Gambar 3.7
Setiap kali upacara bendera di hari Senin,
pembina upacara membacakan teks Pancasila. Apa
maksud dan tujuannya?
Sumber: Haryana
105
Hakikat Lambaga Sosial
b. Simbol Kebudayaan
Suatu hari mungkin Anda menonton pertandingan bola voli tingkat SMA
di daerah Anda. Banyak tim pemain tampil secara bergantian. Bagaimana cara
Anda mengenali tim sekolah Anda? Tentu dari corak, warna, atau aksesori
tertentu pada kaos tim yang mereka kenakan. Kaos tim menjadi simbol identitas
tim sekolah Anda yang tentu sengaja dibuat agar berbeda dengan tim sekolah
lain. Kira-kira seperti itulah makna dan fungsi simbol kebudayaan bagi setiap
lembaga sosial.
Simbol kebudayaan sebenarnya merupakan konsekuensi adanya nilai dan
norma perilaku yang kemudian menimbulkan kekhasan pada lembaga tersebut.
Sebagai sebuah ciri khas, simbol merupakan tanda pengenal yang mewakili
sebuah lembaga sosial. Wujud simbol lembaga sosial dapat berupa benda,
pakaian khas, lambang, maupun lagu. Simbol-simbol lembaga keagamaan misal-
nya bulan sabit, salib, atau patung. Simbol negara dapat berupa bendera dan
lagu kebangsaan. Simbol suatu lembaga ekonomi (perusahaan) dapat berupa
logo atau lagu himne perusahaan. Dengan melihat atau mendengar simbol-
simbol tersebut kita dapat mengenali lembaga yang diwakilinya.
c. Ideologi
Seperti yang telah dijelaskan sebelum-
nya, bahwa setiap lembaga sosial pada
dasarnya merupakan perwujudan dari nor-
ma tertentu. Norma tersebut menjadi
pedoman perilaku orang-orang yang men-
jalankan peran tertentu dalam lembaga
yang diikutinya. Setiap norma berakar
pada nilai-nilai yang diyakini dan dijunjung
dalam lembaga itu. Nilai-nilai itu tidak lain
berupa gagasan-gagasan yang saling
berkaitan sehingga membentuk suatu
sistem. @ungsi sistem gagasan (ideologi)
adalah untuk memberi penjelasan atau
dasar hukum bagi norma-norma yang
diyakini.
Misalnya, pemerintahan Republik Indonesia merupakan perwujudan sebuah
lembaga pemerintahan. Salah satu norma yang mengatur kehidupan ber-
masyarakat di Indonesia adalah norma kehidupan beragama. Secara rinci antara
lain diatur keharusan warga negara menganut agama tertentu, hubungan
antaragama, dan lain-lain. Apabila dipertanyakan, mengapa itu semua perlu
diatur, maka dasar hukum atau alasan rasionalnya diambil dari sila pertama
Pancasila. Pancasila merupakan ideologi lembaga pemerintahan di Indonesia.
Setiap norma yang mengatur interaksi sosial dalam kerangka fungsi
pemerintahan harus berdasarkan Pancasila sebagai ideologi.
Gambar 3.8
Ideologi yang mendasari pe-
nyelenggaraan lembaga pemerintahan RI adalah
Pancasila. Pancasila adalah suatu sistem
gagasan yang dirumuskan oleh Bung Karno.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
106
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Selain lembaga pemerintahan, ideologi juga dimiliki oleh semua lembaga
sosial. Agama Islam dan Kristen memiliki sistem keyakinan yang dapat
menjelaskan proses penciptaan alam semesta. Lembaga perekonomian kapitalis
memiliki asumsi-asumsi (anggapan dasar) yang dapat menjelaskan pentingnya
pasar bebas. Asumsi-asumsi itu juga merupakan ideologi.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah suatu sistem
gagasan yang didasarkan pada asumsi, kepercayaan, dan penjelasan mengenai
tatanan sosial, struktur sosial, atau cara berperilaku orang-orang terlibat dalam
lembaga sosial. Ideologi dapat berisi gagasan dalam bidang ekonomi, politik,
filsafat, atau agama. Apabila seseorang telah menganut dan meyakini suatu
ideologi, maka segala sesuatu yang dihadapinya selalu didasarkan kepada ideologi
yang diyakininya. Pandangan-pandangan lain yang tidak sejalan dengan
keyakinan ideologinya aka ditolak. Oleh karena itu, sebuah lembaga sosial yang
memiliki ideologi tertentu akan berjalan sesuai dengan ideologi yang
mendasarinya.
3. Dinamika Lembaga Sosial
Lembaga sosial adalah bagian dari masyarakat. Apabila masyarakat berubah,
maka lembaga sosial pun turut berubah. Apalagi lembaga sosial berasal dari
nilai dan norma sosial yang mempola. Apabila nilai-nilai bergeser dan norma-
norma sosial berubah, maka lembaga sosial pun berubah.
Masyarakat adalah suatu sistem. Sebagai suatu sistem, setiap unsur dalam
masyarakat saling berkaitan. Begitu pula lembaga sosial sebagai bagian dari
sistem yang membentuk masyarakat. Berbagai lembaga sosial yang ada di
masyarakat saling mempengaruhi. Apabila terjadi perubahan pada salah satu
lembaga maka lembaga lain akan terpengaruh. Perubahan atau dinamika
lembaga sosial dapat disebabkan oleh berbagai hal berikut ini.
a. Pengaruh Antarlembaga
Di masyarakat terdapat berbagai
macam lembaga sosial. Keberadaan
mereka dalam satu masyarakat selalu
saling memengaruhi. Perubahan di satu
lembaga dapat menyebabkan perubahan
pada lembaga lainnya.
Sebagai contoh, kita akan kembali
melihat perubahan lembaga pemerin-
tahan kita. Semua sistem pemerintahan
kita bersifat sentralisasi, segala sesuatu
ditentukan oleh pusat (Jakarta). Sejak
reformasi 1998 terjadilah perubahan ke
Gambar 3.9
Suatu bentuk dinamika lembaga pen-
didikan berkat kemajuan teknologi.
Sumber: Tempo, 28 Agustus 3 September 2006
107
Hakikat Lambaga Sosial
arah desentralisasi. Kewenangan terbesar dilimpahkan kepada pemerintah
kabupaten atau kota dengan bentuknya otonomi daerah.
Perubahan yang terjadi pada lembaga pemerintahan ternyata berpengaruh
kepada berbagai lembaga lain. Dalam bidang pendidikan, dulu semua lembaga
pendidikan harus mengajarkan materi yang seragam secara nasional. Sekarang,
materi pelajaran lebih banyak ditentukan oleh daerah masing-masing disesuaikan
dengan kondisi setempat. Walaupun pemerintah masih memberikan standar
minimal yang berlaku secara nasional, namun saat ini setiap daerah (sekolah)
lebih banyak berperan dalam menentukan apa-apa yang akan diajarkan kepada
siswa.
Dalam masyarakat modern yang semakin menganggap penting nilai-nilai
ilmu pengetahuan, lembaga ilmu pengetahuan sangat berpengaruh terhadap
banyak lembaga sosial lainnya. Perkembangan ilmu pengetahuan, me-
mungkinkan manusia menemukan berbagai cara (prosedur) baru dan teknologi
baru yang dapat diterapkan dalam kehidupan di masyarakat sehari-hari. Berbagai
cara lama terpaksa ditinggalkan dan digantikan cara-cara dari hasil penemuan
baru. Saat ini dapat dikatakan hampir tak ada lembaga sosial yang tidak
terpengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan ditemukannya berbagai teknologi baru membuat dunia industri
(lembaga ekonomi) mengubah cara produksinya. Penemuan-penemuan baru
juga memengaruhi metode pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran zaman
dulu belum dipermudah dengan teknologi multimedia yang berbasis komputer,
sekarang Anda mengalaminya. Lembaga agama pun harus menyesuaikan de-
ngan perkembangan baru di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Pesantren-
pesantren yang selama ini dianggap berpegang teguh pada nilai tradisional,
akhirnya juga mengadopsi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan ilmu yang membuat masyarakat semakin bernalar logis, harus diikuti
oleh para pemuka agama dalam menerjemahkan ajaran kitab suci agar lebih
banyak menggunakan pendekatan ilmiah daripada semata-mata menuntut
keyakinan.
b. Pengaruh Kaum Cendekiawan
@aktor lain yang sangat berpengaruh terhadap dinamika lembaga sosial
adalah kaum cendekiawan atau kaum intelektual. Secara umum, kaum
cendekiawan adalah orang-orang terpelajar. Namun, tidak semua orang
terpelajar dapat disebut cendekiawan. Hanya mereka yang suka berpikir, bergelut
dengan dunia gagasan (ide), menguji dan mengritisi segala sesuatu, lalu
menyampaikan hasil pemikirannya. Mereka selalu mencermati gejala-gejala di
masyarakat, berusaha memahaminya, menemukan hukum-hukum di balik gejala
tersebut, mendeskripsikan pemikirannya kepada masyarakat. Termasuk yang
tidak dilepaskan dari sorotannya adalah keberadaan lembaga-lembaga sosial.
Apabila lembaga-lembaga yang ada di masyarakat bersifat positif, tentu para
cendekiawan akan menjelaskan kepositifannya. Namun sebaliknya, apabila
lembaga-lembaga itu bersifat negatif maka para cendekiawan akan mengritiknya
dengan menjelaskan keburukannya.
108
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Tidak jarang para cendekiawan sering dimusuhi oleh para para penguasa.
Kejadian seperti ini umumnya terjadi apabila para cendekiawan berseberangan
sikap dengan pemimpin lembaga pemerintahan. Banyak contoh yang me-
nunjukkan penguasa memusuhi kelompok cendekiawan tertentu yang kritis
terhadap pemerintahannya. Misalnya, Bung Karno pernah dibuang dan
dipenjarakan pemerintah kolonial Belanda. Sebaliknya, Bung Karno sendiri
pernah bersikap yang sama terhadap lawan-lawan politiknya ketika berkuasa.
Ketika masa Orde Baru kejadian yang sama banyak terjadi. Walaupun tidak
semua orang yang dipenjarakan itu berasal dari golongan cendekiawan.
Itulah bentuk-bentuk pengaruh kaum cendekiawan terhadap lembaga
pemerintahan. Sebenarnya lembaga-lembaga lain pun mengalami hal yang
sama. Lembaga ekonomi (perusahaan) yang perilaku bisnisnya merugikan
kelestarian lingkungan hidup tidak jarang memperoleh kritik dari cendekiawan.
Tulisan-tulisan atau pidato-pidato ilmiah para cendekiawan banyak orang
memengarui pandangan masyarakat terhadap sebuah lembaga sosial. Lembaga
perbankan yang dulu mengutamakan kepentingan pebisnis besar sering dikritik
para pengamat ekonomi. Akhirnya, banyak bank yang kemudian membuat
program layanan kepada masyarakat kecil. Bahkan, kini tumbuh menjamur
lembaga keuangan kecil yang khusus melayani kebutuhan masyarakat ekonomi
kelas bawah. Lembaga keuangan mikro itu antara lain koperasi simpan pinjam,
BMT (
Baitul Maal wat Tamwil
), dan badan-badan perkreditan rakyat lainnya.
Masih banyak lagi contoh-contoh dinamika lembaga sosial sebagai akibat
pengaruh lembaga lain atau pengaruh kaum cendekiawan. Coba sebutkan
dinamika yang terjadi pada lembaga peradilan, lembaga keluarga atau
perkawinan, dan lembaga-lembaga lain!
c. Kredibilitas Lembaga Sosial
Pandangan-pandangan kritis kaum
cendekiawan yang disampaikan lewat
media massa, buku yang mereka tulis,
atau melalui forum diskusi dan seminar
dapat memengaruhi opini masyarakat
secara umum. Walaupun, masyarakat
juga memiliki daya kritis sendiri dalam
menilai kinerja lembaga-lembaga yang
ada. Kedua hal tersebut akhirnya mem-
buat tingkat keterpercayaan (kredibilitas)
terhadap lembaga menjadi berubah.
Semua orang pasti menilai kinerja lem-
baga sosial. Apabila penilaian itu negatif,
maka kepercayaan terhadap lembaga
sosial merosot pula. Sebaliknya, apabila
penilaian meningkat kepercayaan terhadap suatu lembaga sosial terjaga dan
meningkat.
Gambar 3.10
Kadang-kadang kredibilitas sebuah
lembaga dipengaruhi oleh perilaku orang-orang yang
tergabung dalam organisasi tersebut.
Sumber: Haryana
109
Hakikat Lambaga Sosial
Demikian juga yang dialami lembaga pertahanan dan keamanan kita. Kedua
lembaga itu diwujudkan oleh ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
pada masa Orde Baru.
Demikianlah kuatnya penilaian masyarakat terhadap keberadaan sebuah
lembaga sosial, apabila masyarakat kurang mempercayai keberadaan sebuah
lembaga, maka mau tidak mau lembaga tersebut harus mengoreksi diri.
Perubahan tidak harus besar-besaran seperti yang terjadi pada contoh di atas.
Perubahan dan penyesuaian kecil seiring tuntutan kebutuhan masyarakat lebih
banyak terjadi. Karena kecil, maka pada umumnya kita tidak terlalu me-
rasakannya.
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Buatlah angket dan bagikan kepada teman-teman Anda satu kelas.
Mintalah mereka membuat urutan peringkat mengenai tingkat keter-
percayaan lembaga-lembaga berikut ini!
a. kepolisian
b. pengadilan
c. DPR
d. rumah sakit
e. sekolah.
Kumpulkan jawaban dan buatlah kesimpulan umum untuk menentukan
peringkat tingkat keterpercayaan mereka terhadap kelima lembaga
tersebut! Lakukan wawancara kepada beberapa orang yang mewakili
suara terbanyak untuk setiap lembaga sesuai peringkatnya! Mintalah
bantuan guru untuk mengatur teknik pelaksanaan tugas ini! Tulis hasil
angket beserta ulasan hasil wawancara kemudian tampilkan di majalah
dinding sekolah!
2. Tentukan salah satu lembaga pemerintahan yang menurut Anda paling
besar perubahan yang dialaminya pada tahun-tahun terakhir. Deskripsi-
kan proses dan penyebab perubahannya. Tulis deskripsi Anda dalam
bentuk makalah dan presentasikan di depan kelas!
Aktivitas Siswa
110
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Sebutkan empat macam norma sosial yang dapat mengalami proses
pelembagaan!
2. Bagaimana pengaruh kaum cendekiawan terhadap dinamika lembaga
sosial?
3. Berikan contoh perubahan lembaga pendidikan yang dipengaruhi oleh
perubahan lembaga ilmiah!
4. Apakah yang dimaksud dengan birokrasi?
5. Jelaskan pendapat Anda mengenai penyebab merosotnya keterper-
cayaan lembaga sosial di mata masyarakat!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah
ini, dengan cara memberi tanda cek (
) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak
Setuju) atau R (Ragu-ragu)!
Tes Skala Sikap
1. Lembaga sosial selalu berubah seiring dengan
perubahan zaman.
2 Keterpercayaan lembaga sosial di mata masya-
rakat sangat penting agar lembaga itu dapat
menjalankan fungsinya. Oleh karena itu, kaum
intelektual sebaiknya tidak perlu mengeritik
keberadaan lembaga sosial.
3 Setiap norma memiliki kemungkinan yang sama
untuk mengalami proses pelembagaan.
4 Lembaga yang paling baik adalah yang paling
stabil, artinya, tidak terpengaruh oleh perubahan
lembaga lain.
No.
Pernyataan
S TS R
Pelatihan
111
Hakikat Lambaga Sosial
Rangkuman
5 Untuk mengubah lembaga-lembaga pemerin-
tahan agar sesuai dengan keinginan masyarakat
luas, kalau terpaksa perlu dilakuan gerakan
demonstrasi massal.
No.
Pernyataan
S TS R
1. Lembaga sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisasi.
Lembaga sosial merupakan suatu sistem norma yang mengatur perilaku
warga masyarakat untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang dianggap
penting oleh masyarakat. Lembaga juga dapat dikatakan sebagai
sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu
kegiatan pokok manusia.
2. Di masyarakat terdapat lima lembaga sosial yang penting, antara lain:
a. keluarga atau lembaga perkawinan,
b. lembaga keagamaan,
c. lembaga pemerintahan,
d. lembaga perekonomian, dan
e. lembaga pendidikan.
3. Proses pelembagaan adalah proses pergantian perilaku yang semula
bersifat spontan atau coba-coba menjadi perilaku yang teratur, berpola,
dan berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan (norma).
4. Norma-norma yang mengalami pelembagaan, antara lain:
a. cara (
usage
),
b. kebiasaan (
folkways
),
c. tata kelakuan (
mores
), dan
d. adat istiadat (
custom
).
5. Lembaga sosial mencakup tiga unsur, yaitu
a. seperangkat pola perilaku yang telah distandarisasi,
b. serangkaian tata kelakuan, sikap, dan nilai-nilai yang mendukung,
serta
c. adanya perlengkapan tertentu yang berupa tradisi, ritual dan
upacara, simbol dan pakaian khas.
112
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Pengayaan
6. Perubahan atau dinamika lembaga sosial dapat disebabkan oleh
berbagai hal, antara lain:
a. pengaruh antarlembaga,
b. pengaruh kaum cendekiawan, dan
c. kredibilitas lembaga sosial.
LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)
Di antara lembaga-lembaga sosial yang ada di masyarakat, ada yang
tergolong Lembaga Swadaya Masayrakat (LSM). Istilah LSM sebenarnya
terjemahan dari istilah dalam bahasa Inggris, yaitu
Non Governmental
Organization
atau disingkat dengan NGO. Dalam masyarakat kita sering
pula disebut Ornop (Organisasi Non Pemerintah).
LSM merupakan organisasi yang didirikan oleh peorangan ataupun
sekelompok orang yang secara sukarela memberikan pelayanan kepada
masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari
kegiatannya, dan organisasi tersebut bukan menjadi bagian dari pemerintah,
birokrasi, ataupun negara. Secara umum, lembaga swadaya masyarakat
memiliki ciri-ciri antara lain:
a. bukan bagian dari pemerintah, birokrasi ataupun negara;
b. kegiatannya tidak bertujuan untuk memperoleh keuntungan (nirlaba);
serta
c. kegiatan mereka dilakukan untuk kepentingan masyarakat umum, tidak
hanya untuk kepentingan para anggota seperti yang dilakukan koperasi
ataupun organisasi profesi.
Berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan,
maka secara umum LSM di Indonesia berbentuk yayasan.
Dari ribuan dan bahkan jutaan LSM yang ada di masyarakat dapat
dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.
a. Lembaga donor, yaitu LSM yang memberikan dukungan biaya bagi
kegiatan LSM lain.
b. Lembaga mitra pemerintah, yaitu LSM yang bermitra dengan
pemerintah dalam menjalankan kegiatannya.
113
Hakikat Lambaga Sosial
Tokoh
Sumber: www.tokohindonesia.com
c. Lembaga profesional, yaitu LSM yang melakukan kegiatan berdasarkan
kemampuan profesional tertentu seperti LSM pendidikan, lembaga
bantuan hukum, ikatan wartawan, ikatan dokter kesehatan, dan lain-
lain.
d. Lembaga oposisi, yaitu LSM yang melakukan kegiatan dengan memilih
untuk menjadi penyeimbang kebijakan pemerintah. LSM jenis ini
bertindak melakukan kritik dan pengawasan terhadap keberlangsungan
kegiatan pemerintah.
Menurut sebuah laporan PBB, diperkirakan terdapat sekitar 29.000
LSM lintas negara pada tahun 1995. Apabila dilihat per negara, jumlah
LSM Amerika Serikat kira-kira 2 juta buah, di Rusia terdapat 65.000 LSM,
dan di Kenya dibentuk sebanyak 240 LSM setiap tahun.
Cobalah Anda cari informasi, ada berapa banyak LSM di daerah Anda,
dan berapa banyak pula se-Indonesia?
Sumber: www.wikipedia.org
DR. GADIS ARIVIA
DOKTOR PENDIRI LEMBAGA PEDULI PEREMPUAN
Gadis Arivia lahir di New Delhi, India, pada
tanggal 4 September 1964. Beliau adalah seorang
dosen filsafat di Universitas Indonesia. Pendidikan
yang Beliau jalani adalah Sekolah Dasar di
British
Embassy School
, Budapest; Kelas 1 SMP Tebet,
Jakarta;
Mc. Lean High School
Virginia Amerika;
Program Diploma III Sastra Prancis Universitas
Indonesia, Studi filsafat di Universitas Indonesia,
Ecole Haute Etudes Scientifique Sociale
, Prancis; dan
menjadi Doktor bidang @ilsafat di Universitas
Indonesia dengan disertasi
Dekonstruksi ilsafat Barat
Menuju ilsafat
Berperspektif eminis
.
Pada tahun 1990-an, di Indonesia mulai menyebar pandangan pos-
modernisme. Pandangan ini bermula dari kritik seni, arsitektur dan filsafat,
kemudian berkembang menjadi kritik dan keraguan terhadap teori-teori
114
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
modernisasi dan industrialisasi. Pelopor paham ini adalah Jacques Derrida,
seorang guru besar di
Ecole Haute Etudes Scientifique Sociale
, Prancis;
tempat Gadis Arivia kemudian belajar.
Sekembalinya ke Tanah Air, Beliau bersana rekan-rekannya mendirikan
Yayasan Jurnal Perempuan (YJP) pada tahun 1996. Yayasan itu merupakan
LSM yang bertujuan untuk memperjuangkan nasib kaum perempuan di
Indonesia. Menurut Gadis, kaum perempuan di pelosok wilayah Indonesia
sangat membutuhkan batuan, baik dalam hal pendidikan ataupun masalah
lain yang belum tersentuh oleh pemerintah. Beliau mengelola yayasan
tersebut dengan sepenuh hati walau tidak memperoleh bayaran, sambil
menjadi dosen.
Dalam memperjuangkan nasib kaum perempuan, YJP menerbitkan
jurnal bertiras 2.000 eksemplar untuk kalangan menengah atas dan
akademisi. Selain itu, Beliau juga menyelenggarakan penyiaran program
radio (102 stasiun), yang ditujukan untuk kalangan menengah ke bawah.
Yayasan ini didanai oleh
The ord oundation
, sebuah lembaga dana
Amerika Serikat.
Sumber: www.tokohindonesia.com
Kerjakan di buku tugas Anda!
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Lembaga sosial tidak sama dengan asosiasi atau organisasi, karena .
a. lembaga sosial bersifat abstrak, sedangkan asosiasi bersifat konkret
b. organisasi sosial memiliki pengurus, sedangkan lembaga sosial tidak
c. lembaga sosial terjadi dengan sendirinya, sedangkan organisasi
dibuat oleh manusia
d. asosiasi merupakan pengejawantahan lembaga sosial, sedangkan
lembaga sosial merupakan pola perilaku sosial
e. lembaga sosial terdiri dari norma-norma sedangkan asosiasi terdiri
dari orang-orang
Uji Kompetensi
115
Hakikat Lambaga Sosial
2. Hakikat lembaga perbankan adalah .
a. struktur organisasi para pegawai bank
b. semua jaringan bank-bank yang ada di masyarakat
c. prosedur untuk memenuhi kebutuhan bertransaksi
d. suatu perusahaan yang mengelola keuangan
e. suatu industri keuangan yang menarik bunga dari masyarakat
3. Sekolah tempat Anda belajar merupakan sebuah asosiasi, karena .
a. memiliki struktur organisasi sosial
b. berungsi memenuhi kebutuhan akan pendidikan
c. merupakan kumpulan orang-orang yang menjalankan fungsi
kelembagaan
d. didirikan dengan ujuan untuk mendidik warga masyarakat
e. dikelola berdasarkan prinsip birokrasi yang rasional
4. Lembaga sosial terbentuk dengan tujuan .
a. memperoleh keuntungan ekonomi
b. memenuhi kebutuhan masyarakat
c. memberikan lapangan pekerjaan
d. menciptakan birokrasi
e. mengatur perilaku warga masyarakat
5. Manusia memiliki kebutuhan dasar untuk meneruskan keturunan. Untuk
itu diperlukan prosedur yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut,
maka lahirlah lembaga .
a. keluarga
d. pengadilan agama
b. agama
e. pendidikan
c. sosial
6. Lembaga pemerintahan tetap kekal walaupun presiden dan menteri-
menterinya demisioner. Hal ini karena .
a. lembaga pemerintahan tidak membutuhkan presiden
b. presiden dan para menteri hanya merupakan aparat pelaksana tugas
c. masa tugas seorang presiden dibatasi oleh undang-undang
d. presiden dan para menteri memang dapat diganti sewaktu-waktu
e. presiden dan para menteri telah habis masa tugasnya
7. Lembaga sosial tidak dapat dilepaskan dari birokrasi (kecuali keluarga),
karena .
a. pada hakikatnya lembaga sosial sama dengan birokrasi
b. birokrasi selalu terjadi dalam setiap lembaga sosial
c. lembaga sosial dan birokrasi adalah dua hal yang sama
d. lembaga sosial memerlukan asosiasi
e. asosiasi dikelola dengan birokrasi
116
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
8. Setiap birokrasi selalu cenderung berbelit-belit, karena .
a. terjadi kecenderungan pembagian tugas secara rinci
b. para petugas (birokrat) senang mengulur-ulur urusan
c. para birokrat bekerja sama dengan instansi lain
d. jaringan kerja birokrasi sangat luas dan panjang
e. setiap urusan melibatkan bagian-bagian yang tidak perlu
9. Keberadaan lembaga sosial bersifat kekal, artinya .
a. lembaga sosial tetap ada walaupun pengelola asosiasinya berkali
kali diganti
b. sampai kiamat pun suatu lembaga sosial akan selalu ada
c. lembaga sosial tidak dapat bubar atau mati
d. proses regenerasi selalu terjadi pada lembaga sosial
e. lembaga sosial selalu berusaha menyesuaikan diri
10. Bila sistem pendidikan berubah karena undang-undang pendidikan
berubah, maka dinamikan yang terjadi disebabkan oleh .
a. pengaruh antarlembaga sosial
b. pengaruh perkembangan teknologi
c. pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan
d. kritikan para cendikiawan
e. pengaruh perubahan sosial secara umum
11. Proses pelembagaan berlangsung tidak direncanakan, maksudnya
adalah .
a. lembaga sosial terjadi secara tiba-tiba
b. proses pelembagaan ditentukan oleh konsensus
c. terbentunya lembaga sosial bergantung kebutuhan
d. terbentuknya lembaga sosial berlangsung dengan sendirinya
e. lembaga sosial tidak dapat direkayasa
12. Institusionalisasi norma sosial terjadi bila .
a. norma-norma berubah menjadi kebiasaan dan diterima umum
b. masyarakat menganggap norma tersebut penting
c. perkembangan masyarakat sejalan dengan norma tersebut
d. lembaga sosial memerlukan norma tersebut
e. norma tersebut dinilai penting bagi masyarakat
13. Perilaku yang telah melembaga adalah .
a. perilaku yang bersifat eksperimental
b. diterimanya perilaku oleh lembaga
c. perilaku yang telah mempola
d. perilaku yang dianggap penting
e. perilaku yang teratur dan sistematis
117
Hakikat Lambaga Sosial
14. Suatu kebiasaan dianggap penting apabila .
a. disukai masyarakat secara umum
b. berkaitan dengan kebutuhan yang penting
c. menyangkut nilai-nilai sosial yang penting
d. telah melembaga dan diterima masyarakat
e. telah berlangsung rutin dan disetujui bersama
15. Agar kode perilaku dalam lembaga sosial tidak terlupakan, maka perlu
selalu .
a. disosialisasikan
b. diajarkan
c. dilembagakan
d. distandardisasikan
e. diperingatkan
16. Setiap lembaga pemerintahan memiliki simbol lembaga, yaitu berupa .
a. lagu kebangsaan dan bendera negara
b. bendera negara dan jumlah penduduk
c. lagu kebangsaan dan semboyan
d. flora dan fauna nasional
e. maskot lembaga pemerintahan
17. Nilai-nilai yang berupa gagasan-gagasan yang saling berkaitan sehingga
membentuk suatu sistem disebut .
a. simbol kebudayaan
b. norma kelembagaan
c. nilai kelembagaan
d. ideologi lembaga
e. pandangan hidup
18. Perubahan lembaga sosial dapat terjadi karena hal-hal berikut ini,
kecuali
.
a. pengaruh lembaga lain
b. opini masyarakat
c. pengaruh intelektual
d. pergeseran norma
e. pergantian pemimpin.
19. Perkembangan ilmu pengetahuan yang berpengaruh terhadap lembaga
keluarga terjadi pada aspek-aspek berikut ini,
kecuali
.
a. cara mengasuh anak
b. pesta perkawinan
c. nilai-nilai keluarga
d. cara mendidik anak
e. mata pencaharian
118
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
20. Suatu lembaga sosial akan bubar apabila .
a. tidak ada warga masyarakat yang membutuhkannya
b. tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
c. muncul lembaga lain yang lebih menarik
d. terjadi pergantian pimpinan asosiasi
e. lembaga tersebut ketinggalan zaman
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan proses pelembagaan suatu norma!
2. Mengapa lembaga sosial secara tidak disengaja?
3. Jelaskan pengertian lembaga sosial menurut Horton dan Hunt!
4. Jelaskan pengaruh kaum cendekiawan terhadap lembaga sosial!
5. Berikan contoh perubahan lembaga akibat pengaruh lembaga lain!
6. Sebutkan unsur-unsur lembaga sosial!
7. Apakah yang dimaksud dengan kode etik?
8. Mengapa kredibilitas lembaga sosial dapat meningkat dan merosot?
9. Jelaskan pengertian cara (
usage
), kebiasaan (
folkways
), tata kelakuan
(
mores
), dan adat-istiadat (
custom
). Berikan masing-masing satu contoh!
10. Apa hubungan antara lembaga sosial dengan birokrasi?